Rabu, 11 Februari 2009

Asumsi Dasar Pendidikan Jasmani


Asumsi Dasar Program Pendidikan Jasmani Asumsi dasar pada dasarnya adalah pijakan yang kokoh dan dapat dipertanggungjawabkan dalam menyelenggarakan sesuatu. Asumsi dasar program penddikan jasmani merupakan pijakan yang kokoh yang dapat dipertanggung jawabkan dalam membuat dan menyelenggarakan program penjas. Tiga asumsi dasar program pendidikan jasmani meliputi:

ü Program pendidikan jasmani dan program olahraga mempunyai tujuan yang berbeda.

Pembuatan program olahraga terutama ditujukan untuk mereka yang betul-betul mempunyai keinginan atau tertarik untuk mengkhususkan diri pada salah satu atau beberapa cabang olahraga dan berkeinginan untuk memperbaiki kemampuannya agar dapat berkompetisi dengan orang yang lain yang mempunyai keinginan dan minat yang sama pula. Sebaliknya, pembuatan program pendidikan jasmani ditujukan untuk setiap anak didik (dari mulai anak yang berbakat sampai anak yang yang sangat kurang keterampilannya; dari mulai anak yang tertarik dan tidak tertarik sama sekali). Tujuan utama pembuatan program tersebut adalah menyediakan dan memberikan berbagai pengalaman gerak untuk membentuk fondasi gerak yang kokoh yang pada akhirnya diharapkan dapat mempengaruhi gaya hidupnya yang aktif dan sehat ( active life style). Olahraga mungkin akan merupakan salah satu bagian dari program pendidikan jasmani, akan tetapi bukan satu-satunya pilihan.

ü Anak-anak bukanlah ‘miniature’ orang dewasa.

Kemampuan, kebutuhan, perhatian, dan minat anak-anak berbeda dari kemampuan, kebutuhan, minat, dan perhatian orang dewasa. Oleh karena itu, sudah barang tentu kurang cocok apabila pembelajaran dikonotasikan seperti menuangkan air dari gelas yang satu ke gelas yang lainnya. Para guru tidak cukup dengan memberikan program aktivitas jasmani atau olahraga untuk orang dewasa kepada anak-anak.

Demikian juga pengalaman latihan yang diperoleh para guru sewaktu kuliah belum tentu cocok diberikan kepada anak didiknya. Anak-anak membutuhkan program yang secara khusus dibuat sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhannya (Developmentally Appropriate Practice/DAP).

ü Anak-anak yang kita ajar sekarang tidak untuk dewasa sekarang.

Para pendidik mempunyai tantangan yang cukup besar dalam mempersiapkan anak didik di masa yang akan datang, yang belum bisa didefinisikan dan dimengerti secara jelas. Atau paling tidak, dalam berbagai aspek, dunia nanti mungkin akan sangat berbeda dengan dunia yang ada sekarang. Program pendidikan jasmani yang ada sekarang berusaha memperkenalkan anak didik pada dunia yang ada sekarang dan juga sekaligus mempersiapkan anak didik untuk hidup dalam dunia yang belum pasti di masa yang akan datang. Dengan kata lain program tersebut berusaha membantu siswa belajar bagaimana belajar (learning how to learn) dan membantu siswa menyenangi proses discovery dan eksplorasi tantangan-tantangan baru dan berbeda dalam domain fisik.

Aktivitas fisik dan olahraga di masa yang akan datang mungkin sangat berbeda dengan aktivitas fisik dan olahraga yang ada dan populer pada masa sekarang. Oleh karena itu program yang ada sekarang selayaknya mempersiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan gerak dasar yang sangat diperlukan untuk setiap aktivitas fisik, baik yang sedang populer pada masa sekarang maupun aktivitas fisik yang mungkin akan ditemukan di masa yang akan datang. Penguasaan berbagai keterampilan gerak dasar oleh para siswa akan mendorong perkembangan dan perbaikan berbagai keterampilan fisik yang lebih kompeks, yang pada akhirnya akan membantu siswa memperoleh kepuasan dan kesenangan dalam melakukan aktivitas fisiknya

Fungsi Pendidikan Jasmani


Fungsi pendidikan jasmani Annarino, Cowell, and Hazelton (1980: 62-63) mengklasifikasikan ke dalam enam aspek, yaitu (1) organik; (2) neuromuskuler; (3) perseptual; (4) kognitif; (5) sosial; dan (6) emosi.

(A). Aspek Organik:

a) Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan-landasan untuk pengembangan keterampilan.

b) Meningkatkan kekuatan otot, yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarkan oleh otot atau kelompok otot

c) Meningkatkan daya tahan otot, yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk menahan kerja dalam waktu yang lama.

d) Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk melakukan secara terus menerus dalam aktivitas yang berat dalam waktu relatif lama; hal ini tergantung pada efisiensi yang terdiri dari aliran darah, jantung dan paru-paru.

e) Meningkatkan fleksibilitas, yaitu rentang gerak dalam persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan mengurangi cidera.

(B). Aspek Neuromuskuler:

a) Menjadikan keharmonisan antara fungsi sistem saraf dan otot untuk menghasilkan gerakan yang diinginkan.

b) Mengembangkan keterampilan lokomotor, seperti: berjalan, melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong, berlari, menderap/mencongklang, bergulir, menarik

c) Mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti mengayun, melenggok, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, mengantung, membungkuk.

d) Mengembangkan keterampilan dasar jenis permainan, seperti memukul, menendang, menangkap, berhenti, melempar, memulai, mengubah arah, memantul, bergulir, memvoli.

e) Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti ketepatan, irama, rasa gerak, power, waktu reaksi, kelincahan

f) Mengembangkan keterampilan olahraga dan dansa, seperti sepakbola, softball, bola voli, gulat, atletik, baseball, bola basket, panahan, hoki, anggar, tenis, bowling, golf, dansa.

g) Mengembangkan keterampilan rekreasi, seperti hiking, tenis meja, berenang, berlayar.

(C). Aspek perseptual:

a) Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan di antara isyarat yang ada dalam situasi yang dihadapi agar dapat melakukan kinerja yang lebih terampil.

b) Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat/ruang, yaitu kemampuan mengenali objek-objek yang berada di depan, di belakang, di bawah, di sebelah kanan, atau di sebelah kiri dari dirinya.

c) Mengembangkan koordinasi gerak-visual, yaitu kemampuan mengkoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerak kasar yang melibatkan tangan, tubuh, dan/atau kaki

d) Mengembangkan hubungan sikap tubuh-tanah, yaitu kemampuan memilih stimulus dari massa sensori yang diterima atau memilih jumlah stimulus terbatas yang menjadi fokus perhatian

e) Mengembangkan keseimbangan tubuh (statis, dinamis), yaitu emampuan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis

f) Mengembangkan dominansi (dominancy), yaitu konsistensi dalam menggunakan tangan atau kaki kanan atau kiri dalam melempar atau menendang.

g) Mengembangkan lateralitas (laterility), yaitu kemampuan membedakan perbedaan di antara sisi kanan atau kiri tubuh dan di antara bagian dalam kanan atau kiri tubuhnya sendir.

h) Mengembangkan image tubuh (body image), yeitu kesadaran bagan-bagian tubuh atau seluruh tubuh dan hubungannya dengan tempat atau ruang

(D). Aspek Kognitif:

a) Mengembangkan kemampuan mengeksplorasi, menemukan sesuatu, memahami, memperoleh pengetahuan, dan membuat keputusan-keputusan yang bernilai.

b) Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan, dan etika.

c) Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi.

d) Meningatkan pengetahuan bagaimana fungsi-fungsi tubuh dan hubungannya dengan aktivitas jasmani

e) Menghargai kinerja tubuh; penggunaan pertimbangan yang berhubungan dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas, bola, dan dirinya.

f) Meningkatkan pemahaman tentang faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan yang dipengaruhi oleh gerakan

g) Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan problem-problem perkembangan melalui gerakan.

(E). Aspek sosial:

a) Penyesuaian baik dirinya dan orang lain dengan menggabungkan dirinya ke dalam masyarakat dan lingkungannya.

b) Mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan dalam situasi kelompok

c) Belajar berkomunikasi dengan orang lain

d) Mengembangkan kemampuan bertukar dan mengevaluasi ide dalam kelompok

e) Mengembangkan kepribadian, sikap, dan nilai agar dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat

f) Mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima di masyarakat.

g) Mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif

h) Belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif

i) Mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang baik.

(F). Aspek emosional:

a) Mengembangkan respons yang sehat terhadap aktivitas jasmani melalui pemenuhan kebutuhan dasar.

b) Mengembangkan reaksi yang positif terhadap penonton dan partisipasi melalui keberhasilan atau kegagalan.

c) Melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat

d) Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas

e) Menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan

Komponen Latihan Fisik


1. Kekuatan (Strength)

ü Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadpa suatu tahanan.

ü Kekuatan adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan.

ü Kekuatan adalah kemampuan untuk membangkitkan force/tegngan terhadap suatu tahanan. Oleh karena itu latihan yang cocok untuk meningkatkan kekuatan yaitu latihan-latihan tahanan dimana kita harus mendorong, mengangkat, menahan, atau menarik suatu beban tertentu.

ü Latihan kekuatan dibutuhkan guna mengembangkan power, daya tahan otot, stamina, agilitas, kecepatan dan kelentukan.

ü Latihan yang sesuai unttuk mengembangkan kekuatan ialah melalui benutk latihan tahanan (resistence exercise) yang terdiri dari tahanan dari luar (external resistance) dan tahana dari dalam tubuh (internal resistance).

Bentuk-bentuk latihan kekuatan terdiri dari :

  1. kontraksi isometric (kontraksi statik)

yaitu kontraksi sekelompok otot untuk mengangkat atau mendorong beban yang tidak bergerak tanpa gerakan anggota tubuh dan panjang otot tidak berubah. Seperti mengangkat, mendorong atau menraik suatu benda yang tidak dapat digerakan (tembok, pohon, dsb) selama 6 – 10 detik.

  1. Kontraksi isotonik (kontraksi dinamik)

Kontraksi sekelompok otot yang bergerak dengan cara memanjang dan memendek atau memendek jika tensi dikembangkan. Latihannya berupa latihan beban dengan mengangkat tubuh sendiri atau mengangkat barbell (weight training).

  1. Kontraksi isokinetik

Yaitu otot mendapatkan tahanan yang sama melalui seluruh ruang geraknya sehingga otot bekerja secara maksimal pada setiap sudut ruang gerak persendiannya.

2. Daya Tahan (Endurance)

ü Daya tahan yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu yang relative lama.

ü Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu bekerja untuk waktu yang lama, tanp mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut.

ü Daya tahan adalah suatu latihan yang mengacu pada suatu kelompok otot yang mampu untuk melakukan kontraksi yang berturut- turut untuk waktu yang lama atau juga mampu mempertahankan kontraksi statis unuk waktu yang lama.

ü Daya tahan adalah kemampuan fisik seseorang untuk melakukukan kerja dalam waktu yang relative lama.

Daya tahan terbagi atas :

  1. Daya tahan otot (muscle endurance)

Daya tahan otot sangat ditentukan oleh dan berhubungan erat dengan kekuatan otot. Oleh karenannya metode untuk mengembangkan daya tahan otot sangat mirip dengan yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot.

  1. Daya tahan jantung, pernapasan, peredaran darah (respiratori, cardio, vasculatoir endurance)

Peningkatan daya tahan jantung, pernapasan, peredaran darah, terutama dapat dicapai melalui peningkatan tenaga aerobic maksimal (Vo2 maks) dan ambang anaerobic.

Menurut Soekarman (1987) sebaiknya untuk meningkatkan Vo2 maks dilakukan latihan anaerobic dengan interval istirahat. Maka dari itu pelaksanaan latihan daya tahan jantung, pernapasan, peredaran darah selalu terkait dengan tenaga aerobic dan anaerobic yang mana unsure tersebut selalu terkait pula dengan system energi yang diperlukan.

Bentuk latihan daya tahan jantung, pernapasan, peredaran darah dapat dilaksanakan melalui lari cepat sekali, lari cepat continue, lari lambat continue, lari dengan interval, latihan interval, jogging, lari cepat ulang, fartlek atau speed play.

3. Kelentukan (Flexibility)

ü Kelentukan adalah Kemampuan seseorang untuk dapat melakukan gerak dengan ruang gerak yang seluas-luasnya dalam persendian.

ü Kelentukan adalah Kemampuan gerak dengan ruang sendi yang seluas-luasnya.

ü Kelentukan adalah Kemampuan untuk melakukan gerkan dalam ruang gerak sendi. Sehingga kelentukan seseorang sangat ditentukan oleh ruang gerak sendinya, elastis tidaknya ototnya, tendo dan ligament disekotar sendi.

Cirri-ciri latihan kelentukan adalah :

  1. meregang persendian,
  2. mengeluru sekelompok otot

4. Keseimbangan (Balance)

ü Keseimbangan adalah Kemampuan seseorang untuk mempertahankan posisi tubuh baik dalam kondisi statik maupun dinamik.

ü Dalam keseimbangan yang perlu diperhatikan adalah waktu refleks, waktu reaksi, dan kecepatan bergerak.

ü Biasanya latihan keseimbangan dilakukan bersamaan dengan latihan kelincahan dan kecepatan bahkan kelentukan.

Ada dua macam keseimbangan yaitu ;

1. keseimbangan statis adalah mempertahankan sikap pada posisi diam di tempat. Ruang gerkanya biasanya sangat kecil seperti berdidir dia atas alas yang sempit

2. keseimbangan dinamis adalah kemampuan seseorang untuk mempertahanakan posisi tubuhnya pada waktu bergerak seperti sepatu roda, ski air, dan olahraga yang sejenisnya.

5. Kecepatan (Speed)

ü Menurut Dick (1989) kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau bagian dari system pengungkit tubuh atau kecepatan pergerakan dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat.

ü Menurut Bloomfield kecepatan adalah kecepatan berkontraksi dari beberapa otot untuk menggerakan anggota tubuh secara cepat atau kemampuan membuat gerakan melawan tahanan gerak yang berbeda-beda dengan kecepatan yang setinggi-tingginya. Batasan ini mengacu pada kecepatan maksimal yang siklis atau kecepatan maksimal yang asiklis. (Bloomfield, Ackland, Elliot. 1994)

Terdapat enam wilayah yang dapat meningkatkan kecepatan (Dick. 1989) anata lain :

  1. melatih reaksi dengan sinyal
  2. mempercepat kapasitas gerak
  3. kapasitas untuk mengatur keseimbangan kecepatan
  4. meningkatkan prestasi dari kecepatan maksimum
  5. kapasitas mempertahankan kecepatan maksimum
  6. kapasitas akhir dari pengaruh faktor daya tahan pada kecepatan.

6. Power (Elastic/Fast Strength)

ü Power adalah Kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat.

ü Power adalah Tingkat kondisi fisik yang tinggi daripada kekuatan

ü Menurut Bucher (Harsono, 1988) dikatakan bahwa seorang individu yang mempunyai power adalah orang yang memiliki :

a. derajat kekutan yang tinggi

b. derajat kecepatan yang tinggi

c. derjat yang tinggi dalam keterampilan menggabungkan kecepatan dan kekuatan otot.

ü Beberapa bentuk latihan untuk mengembangkan power diantaranya adalah dengan melakukan latihan beban/barbells (12-16 RM) atau latihan kekuatan (8-12 RM) dan dilanjutkan dengan latihan kecepatan.

7. Stamina

ü Stamina adalah komponen fisik yang tingkatannya lebih tinggi dari daya tahan.

ü Stamina adalah tingkatan daya tahan yang lebih tinggi derajatnya daripada daya tahan

ü Stamina adalah kemampuan untuk bertahan terhadap kelelahan

ü Stamina adalah kemampuan meneruskan kerja, latihan, atau pertandingan meskipun kita dalam keadaan lelah.

ü Salah satu bentuk latihan untuk meningkatkan stamina atlet adalah melalui latihan interval. Maka dari itu, atlet yang akan berlatih stamina sebaiknya terlebih dulu harus memiliki suatu tingkatan daya tahan yang memadai. Dimana system kerja pada stamina lebih didominasi oleh system kerja anaerobic.

Dengan begitu, tentunya latihan daya tahan (aerobic) haruslah makin lama makin ditingkatkan menjadi latihan stamina (anaerobic).

8. Kelincahan (Agility)

ü Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepet dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan.

ü Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya.

ü Kelincahan berkaitan erat antara kecepatan dan kelentukan. Tanpa unsure keduanya, seseorang tidak dapat bergerak dengan lincah. Selain itu faktor keseimbangan juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan kelincahan seseorang.

ü Bentuk latihan kelincahan dapat dilakukan dalam bentuk lari bolak-balik (shuttle-run), lari kulak-kelok (zig-zag), jongkok-berduru dan sejenisnya.

9. Koordinasi

ü Koordinasi adalah kemampuan biomotorik yang sangat kompleks (Harsono, 1988)

ü Menurut Bompa (1994), koordinasi erat kaitannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan dan kelentukan. Oleh karena itu, bentuk latihan koordinasi harus dirancang dan disesuaikan dengan unsure-unsur kecepatan, kekuatan, daya tahan dan kelentukan.